Selasa, 07 Oktober 2014

Kehidupanku tanpa seorang ibu

Ini goresan tangan tentang kehidupan nyataku.
Aku sering berkata hidup ini sungguh tak adil untukku, disaat orang orang hidup bahagia dengan keluarga yang lengkap! Aku justru sebaliknya diusiaku yang sangat belia aku sudah harus merasakan hilangnya kasih sayang dari seorang Ibu, iya mamah sebutan q memanggil ibu, udah 7 tahun lalu pergi ninggalin kami karna penyakit Gagal Ginjal, saat itu aku masih duduk dibangku kelas 5 SD, semuanya sungguh tak pernah kuduguga, disaat anak seusiaku masih bermanja manja dengan ayah ibunya, aku sudah harus dituntut hidup mandiri, tak ada kata bermanja sejak mamah pergi, semuanya ku lalui dengan penuh ketegaran, sejak saat itu ku menjadi sosok yang tak mudah mengeluarkan air mata didepan orang orang sekelilingku, ku selalu menyembunyikan kesedihan/beban yang ku alami tak ada yang pernah tau, orang orang melihatku sebagai sosok yang tegar, periang tak kenal kesedihan.
Ku melakukan semuanya karna q tak ingin orang orang disekelilingku ikut memikirkan beban yang ku rasa, tapi terkadang ku merasa lelah dengan semuanya, untungnya ku mempunyai sodara, sahabat, dan ayah yang selalu suport aku, aku bangga mempunyai mereka terutama abah sebutan q memanggil ayah, aku sering kasihan dengan abah semenjak mamah ngga ada abah harus menjadi ibu+ayah buat kami berempat, ini yang terkadang membuat hati miris, karna aku dapat merasakaan bagaimana beratnya tugas abah! Ya abah juga ku tau ia tak pernah menunjukan kesedihannya dihadapan kami anak anaknya walau sebenarnya ia lebih hancur dari kami perasaannya! Ku sering bertanya kepada tuhan, tuhan kenapa semuanya seperti ini, aku capek tuhan, bolehkah aku menyusul mamah yang sudah tenang bersama bapa disorga, air mata sering tak terbendung jika ku memikirkan hal itu, aku merasa berat! Aku rapuh tuhan atas semuanya! Ingin bunuh diripun aku pernah karna tekanan kehidupan yang ku alamai tetapi ku sadar bunuh diri ngga akan menyelesaikan semuanya dan ngga akan mengembalikan semua yang pergi justru semakin menambah persoalan, dan membuat kesedihan untuk orang tua dan sodara ku, sekarang ku mengerti semuanya seiring berjalannya waktu tuhan membuka jalan pemikiranku! Q dibuatnya memnjadi sosok dewasa, tegar dan bertanggung jawab, ya itulah sepenggal goresan nyata tentang kehidupanku!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar